Saya adalah perempuan yang sangat sensitive, setiap meng-expresikan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, atau saat evaluasi diri karena merasa bersalah, biasanya lebih banyak diam, menyendiri, bahkan bisa menangis. lalu menumpahkan semua emosi bisa dalam bentuk tulisan. Mungkin bagi sebagian besar orang ini aneh, mereka bisa berpikir bahwa saya adalah sangat rapuh, sangat moody, atau pundungan, apapun bahasanya tapi semua teman atau semua orang tidak akan sama memahaminya seperti orang terdekat atau pasangan kita yang sama-sama empatinya sudah terjalin. Bahkan ketika marahpun saya tidak bisa berteriak atau mencaci maki orang lain biasanya saya hanya menangis. Mungkin, ini karena saya dilahirkan memiliki jiwa yang sangat sensitive, atau memang pola didik dari orang tua, ketika saya masih kecil melakukan kesalahan, mereka tidak berteriak memarahi saya, atau memukul, menghardik, tapi mereka hanya melihat, lalu diam dan pergi meninggalkan saya. Setelah beberapa jam, mungkin emosi orang tua mereda, mereka biasanya akan berbicara seolah tidak ada apa-apa, lalu memberi tahu hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan, dan biasanya dikorelasikan dengan kejadian yang mungkin berbahaya, menimbulkan efek negative. Dan itu tertanam dalam diri saya.
Karena memiliki rasa sensitive itu, kadang saya suka sedikit lebay mungkin, ketika melihat perubahan teman, saya suka mikirin, kenapa begitu, kenapa begini, kok bisa begitu, kok bisa begini, padahal itu diluar diri kita dan diluar kemampuan kita, bahkan kita juga tidak bisa mengontrol orang lain harus memahami kita misalnya, atau harus baik sama kita. Ternyata tidak.
Ketika saya bertemu dengan pasangan saya, dari mulai pacaran sampai kami menikah, sungguh begitu banyak hal positive yang mempangaruhi hidup saya dengan cara hidupnya. Bukan jatuh cinta karena dia ganteng (banyak yang lebih ganteng dari suami), tapi banyak hal yang saya tiru dari hidupnya, seperti; suami selalu berpandangan positive tentang apapun, selama kenal dia dari pacaran hingga menikah tidak pernah mendengar dia mengeluh, baik tentang pekerjaan, teman, rekan kerja, keluarga dll, sepertinya bagi hidupnya adalah, bekerja, baik sama semua orang (teman, rekan kerja, keluarga dan saya tentu), yang tidak baik dia abaikan dan dia lupakan. Sungguh itu membuat saya ingin menirunya, karena tak pernah saya mendengar suami menjelekan orang lain.
Setelah kami hidup bersama beberapa bulan ini (long distance relationship sebelumnya) selama setahun lebih, banyak hal yang mempengaruhi hidup saya, seperti lebih selective dalam memilih teman, lebih positive dalam memandang hidup, mengurangi pandangan hal yang negative terhadap apapun, less complain, lebih easy going, tidak memikirkan apa pun pandangan orang lain terhadap kita, belajar baik sama semua orang tanpa memikirkan balasannya. Dan suami? ya ada hal yang baik yang ditiru dari saya, misalnya tidurnya sekarang jam 10 atau jam 11 malam LoL, beneran, biasanya kan tidur jam 1 atau jam 2 malam, makan malam lebih dini jadi jam 7 atau jam 8, nyimpen handuk gak sembarang tempat, dan bajunya ditata dengan rapi terus. Saya jadi ingin mengutip kalimat kata bijak tentang kehidupan "Blessed is the influence of one true, loving human soul on another". George Eliot
No comments:
Post a Comment