Sunday, February 14, 2016

Jodoh Siapa Yang Menentukan?

Well... kali ini saya tertarik menulis tentang jodoh, atau pasangan hidup atau pendamping hidup. Mungkin bagi sebagian besar orang mengatakan jodoh adalah ketentuan yang di Atas, ketentuan Allah atau ketentuan Tuhan sang Pencipta. Tapi kalau pendapat saya setelah menemukan jodoh bahwa jodoh itu kita yang menentukan lalu Allah menggerakan. Kenapa saya berpendapat seperti itu?
Dulu sebelum menikah saya selalu berdoa sama Allah, baik dalam shalat maupun pada saat mengaji. Tapi sepertinya saat itu Allah tidak mengambulkan doa saya. "Bukan tidak mengabulkan tapi belum dikabulkan", mungkin sanggahan orang-orang seperti itu, tapi memang kenyataannya begitu. Saya sering curhat sama orang-orang yang lebih berpengalaman, bahkan dengan expert dibidang perjodohan sekalipun, selain bilang sabar dan usaha terus berdoa supaya dipertemukan dengan jodoh saya.
Kenapa saya tertarik membahas ini? saya punya teman yang selalu curhat tentang suaminya, yang beginilah, ya begitulah dan itu dengan kasus yang sama. Saya tanya, "apakah dari sebelum menikah kamu sudah tahu kalau karakter suamimu ini begitu?". Jawabannya, "ya dan berharap setelah menikah akan berubah". Lalu saya tanya, "waktu dulu berdoa apakah kamu meminta dia berjodoh dengan kamu? Dan apakah d
alam doa kamu juga sertakan bahwa suamimu itu harus setia?". Lalu teman saya jawab, "ya karena saya sangat mencintai dia, saya selalu berdoa sama Allah untuk menjadikan ia jodohku, terlepas kelebihan dan kekurangannya". Dan.... sayapun menjawab "Sabar dan nikmati itu adalah pilihan pasangan yang su
dah kamu minta". Mungkin teman saya tersinggung dengan apa yang saya katakan tapi memang itu sudah menjadi pilihan hidupnya sejak awal.
Kenapa saya bilang itu sudah menjadi pilihannya. Dulu sebelum menikah sebelum punya pasangan, saya ngobrol dengan sahabat saya. Kami memang selalu menyempatkan waktu untuk bertemu, entah itu hanya sekedar makan, minum, nonton atau shopping tapi selalu diselingi obrolan panjang. Saya berbicara panjang lebar tentang kehidupan, tentang harapan, impian dan akhirnya tentang pasangan hidup atau jodoh. Dulu saya kadang suka males sebenarnya curhat sama sahabat saya ini, karena kalau ngasih saran itu suka nampar dalam artian kata-katanya seperti menampar kita, karena memang itu benar. Jadi kalau Anda adalah orang yang mudah baper (bawa perasaan) mending gak usah curhat sama sahabat saya ini. Kembali ke obrolan kami lagi saat itu sampai dengan impian saya untuk memiliki pasangan hidup, tiba-tiba sahabat saya nanya "sudah bener belum berdoanya? Kalau lagi berdoa minta jodoh mintanya seperti apa?".  Sebenarnya saya kaget saat mendapat pertanyaan itu, lalu saya jawab " ya.... sama seperti orang-orang, mudahkanlah jodoku, dekatkanlah jodohku, berikanlah jodoh yang baik, dan penyayang dll yang baik-baik". 
Tapi tahukah apa yang dikatakan sahabat saya ini? " Kalau berdoa itu yang spesifik, kalau yang baik itu seperti apa? Yang sayangnya seperti apa? Allah menyukai orang yang berdoa spesifik, jelaskan apa yang kita inginkan. Misalnya kita ingin mendapatkan jodoh, kita tentukan dulu jodoh yang kita ingin kan seperti apa, bayangkan sosoknya seperti apa, baiknya seperti apa, sayangnya seperti apa, bayangkan itu saat berdoa kepada Allah saat sedang shalat atau mengaji". Saya baru sadar mungkin selama ini cara berdoa saya yang kurang. Besoknya saya mencoba mempraktekan apa yang disarakan sahabat saya, pada saat berdoa meminta jodoh, saya bayangkan sosoknya, saya bayangkan dia  rajin shalat, menjemput saya pulang kerja, saya bayangkan juga dia menyayangi keluarga saya, saya bayangkan kami suka traveling, meski saat itu saya tidak terbayang rupanya seperti apa, hanya sosoknya yang tinggi dan berfikir pria yang menarik.
Percaya atau tidak, ternyata itu terjadi dalam hidup saya. Ketika saya menikah, saya baru menyadari apa yang saya temukan dari sosoknya itu seperti apa yang saya bayangkan, baik dari sosoknya yang tinggi, rajin dalam shalatnya, menyayangi keluarga saya dan keluarganya, sama-sama menyukai traveling seperti saya. dan sangat memahami saya dengan baik seperti dia sudah mengenal saya lama., meski kami beda usia, beda negara, beda budaya, tapi Agama kami yang sama. Jadi saya berfikir bahwa jodoh yang kita dapatkan adalah kita yang menentukan, lalu Allah menggerakan jodoh yang kita minta hadir dalam kehidupan kita dengan doa dan usaha kita. 
Jadi... hati-hati saat Anda berdoa meminta jodoh, coba berdoa yang spesifik yang Anda inginkan itu langsung dikomunikasikan dengan yang menggerakan hidup dan jodoh kita, Pencipta Alam Semesta. 
Semoga Allah selalu menggerakan yang baik-baik dalam hidup kita sesuai permintaan kita. Amiiinn..

Tuesday, November 24, 2015

The Global Village

Ini mungkin satu hadiah hiburan saya setelah ujian dua hari berturut-turut. Konon kabarnya memang baru beberapa hari dibuka lagi, setelah ditutup selama musim panas berlangsung di Dubai dan UAE sekitarnya. Mungkin sebaian orang bertanya kenapa tutup buka? Ya kalau musim panas, orang mana rela dan mau jalan-jalan dari satu miniatur satu negara ke negara lain dengan puanas terik matahari. Miniatur yang saya maksud adalah lokasi stand negar-negara yang didalamnya ada stand-stand lagi untuk berjualan dengan ciri khas negara masing-masing.
Menuju The Global Village ini, suami saya mengandalkan Google Map, yang akhirnya dalam waktu 40 menit kita sampai kelokasi yang dituju. Ketika kami tiba jam menunjukan jam 3.30pm Waktu Dubai, dan open gate pada jam 16.00pm atau jam 4 sore. Untuk mengisi waktu kami mencoba berkeliling dengan memakai kendaraan dengan membayar 20 Dirhams. Kendaraan ini semacam Bentor kalau di Medan dan Makasar, tapi ada juga yang masih manual dengan digoes seperti sepeda, tapi saya kasihan melihatnya kecapean. Mending kalau yang dibawanya kecil, nah kalau yang dibawanya badanya besar-besar macam orang Timur Tengah pada umumnya rasanya gak tega.
Sambil menunggu waktu setelah berkeliling dengan kendaraan bentor-lah ya saya sebutnya, masih ada waktu setelah membeli tiket, saya abadikan moment di depan gate. Mungkin ada yang bertanya memang ada apa saja di The Global Village? Ini saya ambil dari websitenya. Tidak masalah memakai bahasa Inggris ya.
About Global Village
"Global Village is the leading family cultural, shopping and entertainment destination in the region, with a unique shopping experience at 32 pavilions representing more than 75 countries with different cultures. For 19 seasons, Global Village has provided world class cultural and family entertainment, along with a cosmopolitan and diverse shopping experience to its millions of visitors. Guests are entertained with exclusive live performances, spectacular new rides, delicious international cuisines and authentic crafts and merchandise from its worldwide pavilions."

Dan teng jam 4 sore, semua gate dibuka yang memang disediakan dari berbagai arah, depan, belakang dan samping. Kami melihat semua pemandangan yang sangat menarik semua stand-stand dari berbagai negara dengan ciri khas negara masing-masing. Bayangkan ada 75 stand dari berbagai negara dengan ciri khas-nya mereka, seperti UAE, Pakistan, Afrika, China, Thailand, Singapore-Malaysia, India dan tentunya Indonesia serta negar-negara lainnya. Dan bisa Anda bayangkan, untuk Paris saja ada miniatur Menara Eiffel yang sangat besar atau desian-desain pemandangan yang indah dan cukup luas untuk dijelajahi untuk setiap stand yang ada di dalamnya. 
Saya yang memang menyukai liburan dengan melihat pemandangan, sambil menikmati segelas teh hangat, atau menikmati ice cream sambil menjelajahi setiap stand ini sangat menyenangkan. Bayangkan Anda seperti menjelajahi berbagai negara dalam satu tempat, sangat seru kan? Belum lagi show-show dan atraksi yang digelar untuk para pengunjung disana. Karena lokasi sangat luas dan banyak jalannya, saya sarankan jangan memakai high heels.
Oh iya... saya juga happy dan sangat bangga saat melihat ada Indonesia, dengan ciri khas tulisan Indonesia yang berwarna-warni. Dan saya melihat cukup banyak yang masuk ke stand Indonesia. Tentunya partisipasi Indonesia di The Global Village salah satu promo yang bagus untuk negara kita tercinta Indonesia. Lebih senengnya dari gate utama stand Indonesia adalah deretan terdepan, setelah toko Mas terkenal di Dubai, lalu stand Indonesia yang berdampingan dengan Pakistan dan UAE. Namun saat masuk saya rada sedikit kecewa, meskipun yang didalamnya memang sebagian adalah produk kerajinan Indonesia, dari beberapa daerah seperti Jogja, Bali dan sisanya produk lain. Dan sayangnya didalamnya tidak terasa culture Indonesia banget, ciri khasnya kurang dapat, berbeda dengan stand China, sangat mengena sekali, ada stage untuk tampil nari khas tradisional, pertunjukan sulap khas China nuansanya terasa sekali. Mungkin Indonesia akan sangat menarik sekali, kalau didalamnya ada pertunjukan tari tradisional yang dimiliki daerah-daerah Indonesia, seperti  gending jawa, tarian Aceh, Sunda jaipaongan, Padang tari Piring, Tari Bali dll itu menurut saya akan sangat menarik orang untuk datang ke Indonesia di promosi The Global Village. Bisa Anda bayangkan, berapa ribu dalam satu hari orang mengunjungi Global Village selama kurun waktu di buka kurag lebih dari 3 bulan. Tapi terlepas itu ya dengan adanya tulisan Indonesia yang besar itu juga sangat bangga ya.
Nah untuk Anda yang ini mengunjungi The Global Village, informasi yang bisa Anda dapatkan di websitenya http://globalvillage.ae/en/. Untuk masuk ke sini harga tiketnya pun relatif murah sekitar 15 Dirhams atau sekitar 57.000 ribu. Karena sekarang nilai tukar rupiah untuk satu dirham sekitar 3800 rupiah untuk rate dari sini. 
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya bagikan cerita di Global Village, mulai dari jajanan, cemilan, minuman, stand makanan dari berbagai negara, dan produk-produk kerajinan dari setiap negara, sangat panjang kalau saya tulis semua. Semoga bermanfaat, dan jangan lupa kalau Anda mengunjungi UAE, anda bisa mengunjungi The Global Village - Dubai selama kurun waktu 3 ulan lebih atau pas winter tiba.

With love from Dubai

Monday, November 9, 2015

Children are great imitators, so... give them something great to imitate

Untuk sementara ini saya tinggal di apartement yang tidak terlalu besar tapi cukup nyaman untuk di tempati dengan fasilitas yang sudah lengkap. Di apartement tempat saya tinggal ini bertetangga dengan empat pintu, dan salah satu tempat yang bersebelahan dengan kami itu adalah sebuah keluarga dengan dua anak. Anak yang pertama adalah laki-laki mungkin umurnya sekitar 7 atau 8 tahun, dan yang ke dua adalah anak perempuan yang saya perkirakan berumur 3 tahun. Anak laki-laki ini saya dengar-dengar suka membentak ibunya, dan yang anak perempuan sangat suka sekali menangis, sampai saya dan suami sudah hafal kebiasaan menangisnya, setiap habis magrib dan itu akan terus berlanjut sampai malam hari dengan jeritannya yang cukup menggangu. 
Tidak hanya sampai disitu, anak itu menangis hampir setiap saat hingga siang hari. Sampai-sampai pada suatu hari saya berdoa sama Allah jika esok, atau lusa saya dikaruniai seorang anak, anugrahkan anak yang soleh atau solehah, menghormati kedua orang tua, sayang terhadap sesama dan keluarga, serta jadi anak yang tidak ogoan alias tidak cengeng. Ini doa saya setiap mendengar anak itu menjerit menangis. Setiap pagi anak perempuan itu pun akan menangis, mungkin ingin ikut ayahnya yang akan berangkat bekerja, dan biasanya tangisannya pun lebih dahsyat, dan bagian si ibu sendiri yang berteriak untuk menghentikan tangisannya. Sayang saya tidak mengerti apa yang si ibu teriakan karena memakai salah satu jenis bahasa India yang tidak saya pahami. 
Setiap anak itu menangis, setiap pagi saya seperti mendengar si ibu ber-acting berteriak mengancam akan pergi meninggalkan anaknya sendirian di rumah. Kenapa saya bisa tahu? Karena terdengar si ibu membuka pintu, sambil menutup kembali dengan suara yang begitu keras terdengar seperti kata-kata mengancam. Kejadian itu selalu berulang setiap pagi, tapi ternyata cukup ampuh untuk membuat anak itu berhenti menangis. 
Namun suatu hari, sepertinya acting si ibu menjadi acting terakhirnya. Ketika si ibu mengancam akan pergi dan meninggalkan anaknya sendirian di rumah, si anak benar-benar mengunci pintu dari dalam. Tinggal si ibu yang tegang, berteriak-teriak dari luar meminta anaknya membuka pintu, dan ajaibnya si anak malah tidak menangis dan dengan tenang menjawab si ibu dari dalam. Yang saya dengarkan tak ada expresi marah atau sedih dari suara si anak dia seperti berkata, "silahkan pergi atau tinggalkan aku sendiri di rumah tidak masalah". Disisi lain saya merasa ingin tertawa, tapi disisi lain saya dapat pelajaran dari peristiwa ini. Saya terus mendengarkan si ibu yang suaranya mulai pelan meminta anaknya membuka pintu, sampai saya perhatikan itu sudah satu jam. Mungkin si ibu mulai kesal, akhirnya meminta watch man (penjaga gedung) untuk membuka pintu. Setelah tragedi kunci pintu saya tidak mendengar lagi anak itu menangis kencang, atau si ibu berteriak keras selama beberapa hari. Meskipun tangisnya kadang terdengar tapi tidak sesering sebelumnya. 
Well.... ini adalah pembelajaran baik buat saya, bahwa anak itu tidak butuh dibentak, anak itu akan belajar dari pola yang sama kedua orang tuanya. Saya jadi ingat kedua orang tua saya, ketika anaknya menangis, termasuk saya salah satunya, mereka tidak pernah berkata kasar, memarahi atau memukul, mereka cenderung diam dan setelah itu berakting menyapa saya seolah-olah tidak ada apa-apa. Semoga ini menjadi pembelajaran kelak untuk saya ketika dikaruniai anak. InshaAllah

Jangan abaikan signal-signal kecil

Pernah mendengar orang berkata, "Saya dari awal sudah merasakan kalau dia tidak baik". Atau mendengar, "Tuh kan.... hati gw emang udah gak sreg dari awal, ujungnya begitu.....". Atau "Dari sikapnya itu sudah terlihat, dan hati juga gak ngasih, tapi kenapa gw terusin ya?". Atau mungkin itu adalah salah satu bagian dari kata-kata yang pernah Anda lontarkan. Tertarik membahas ini saat saya berbicara dengan salah satu teman saya tentang berbagai kasus dalam kehidupanya dan bahkan saya belajar dari kehidupan saya juga, bahwa sebenarnya apa yang akan terjadi dalam hidup kita itu sejak awal sudah dikasih tahu dengan insting kita. Ya.... insting, signal, tanda atau petunjuk kecil yang sebenarnya dimiliki oleh setiap orang. Karena memang kelebihan kita dari Allah adalah memiliki keistimewaan dengan naluri kita yang tajam dan pemikiran yang cerdas.
Belum lama ini teman saya meminta pendapat, bagaimana menghadapai pasangannya yang memang sedikit temeramen alias pemarah. Saya tanya, "marahnya biasanya karena apa?". dia jawab "karena hal-hal kecil". Lalu saya tanya lagi, " hal-hal kecilnya seperti apa?", ini penting bertanya lebih mendalam karena untuk menganalisa ciri-ciri orang itu bisa dari hal-hal yang paling kecil, ternyata hal-hal kecil itu seperti, "kalau terlambat balas message marah dan curiga macam-macam, ujungnya marah, kalau jemput nunggu lima menit sepanjang perjalanan ngomel, sementara kalau dia main sama temannya, tidak ada kabar pada saat ditanya malah balik marah".   Katanya memang tidak main tangan, tapi kata-katanya sangat kasar. Saya tanya, "äpakah kamu nyaman dengan kondisi itu?". dia bilang "TIDAK".  Lalu saya kasih saran dengan santai, "TINGGALKAN". 
Lain lagi dengan teman yang lain, ada yang bilang, "kok tiap gw jalan sama pacar, gw yang bayar makan ya?", ada lagi, "gw bingung kok cowok gw selalu ada aja alasan untuk menunda menikah". Saya selalu memberi saran, "TINGGALKAN", cari laki-laki yang bertanggung jawab mau membiayai hidup kita, cari laki-laki yang mau menikahi kita. Kenapa? Belajar dari pengalaman bahwa laki-laki yang serius itu akan mengejar kita dan mencari kita sekalipun ada diujung dunia. Salah satu teman saya bilang, bahwa saya selalu bijak kalau berpendapat, saya bilang, " bukan bijak, tapi karena saya pernah berada diposisi itu dan pernah membuang hidup saya menunggu sesuatu yang tidak pasti dan membuat saya menua, namun bagian dari hidup saya yang menjadi pelajaran buat saya sendiri dan mungkin untuk orang lain". 
Setelah saya pelajari, banyak membaca dan saya renungkan apa yang terjadi dalam hidup saya, memang benar bahwa kita sebenarnya sudah diberikan signal-signal kecil apakah perlu dilanjutkan atau tidak. Sebagian dalam hidup saya mungkin saya lulus, tapi ada bagian hidup juga yang menjadi ujian buat saya. Contoh saya lulus, tidak akan pernah pergi kencan lagi sama cowok kalau pas makan dia susah ngeluarin dompet, tidak akan pernah mau lagi nge-date ke dua kalinya sama cowok yang makan pizza yang harganya 75 ribu aja memakai kartu kredit, atau saya akan menolak pria untuk jalan lagi kalau pria itu tidak sopan sama orang tuanya sendiri, atau saya akan menolak kencan kedua kalau melihat cowok yang kukunya kotor, Konyol? Tapi menurut saya kalau cowok yang tidak memperhatikan hal kecil, bagaimana dia bisa memperhatikan yang besar. Itu prinsip saya.
Namun saya juga pernah merasa bahwa saya mendapat ujian hidup bertemu dengan orang yang salah, tidak hanya seorang yang PHP (pemberi harapan palsu), penghianat dan juga pembohong. Padahal dari awal saya sudah diberi signal, tapi saya tidak tahu apa yang membuat saya merasa buta dan harus terus mempertahankan hubungan yang sebenarnya saya tidak inginkan. Kadang saya merasa terkungkung dalam hubungan tersebut tapi saya merasa harus melanjutkan dan kesannya memaksakan hubungan itu. Bagaimana saya sudah sangat lengah dan bodoh dalam hidup saya, terus melanjutkan hubungan sementara cowok yang saya pacari itu sangat jauh dari semua kriteria yang saya inginkan, 1, beda keyakinan (yang paling prinsip) 2, beda usia dia lebih muda (meskipun saya pada akhirnya saya menikahi pria yang lebih muda juga) 3, merokok 4, maaf kalau kita kan cari pacar harus yang lebih baik dari yang sebelumnya, ini diantara mantan-mantan pacar saya tampang dia adalah yang paling biasa, bahkan keluarga saya berkomentar, "kok aneh kamu mau sama dia", karena mereka tahu siapa dan bagaimana mantan pacar yang sebelum-sebelumnya, atau pria-pria yang mendekati saya. Nah itu signal yang paling nyata. 
Signal yang lainnya adalah saya tidak pernah sekalipun mengenalkan dia dengan teman-teman saya meskipun saya menceritakannya saat mereka bertanya, tapi jujur saya merasa malu mengenalkan dia dengan teman karena saya tau dia tidak akan nyambung dengan teman saya. Lainnya lagi, saya sering menghindar untuk ketemu sama dia, seperti saya sering mematikan hp takut dia menelpon, saya sering mematikan lampu kamar yang terlihat dari jalan, biar terlihat saya tidak ada di rumah, saya beberapa kali bilang tidak mencintainya, tapi kenapa saya merasa harus bertahan dalam hubungan itu, sampai sekarang itu yang saya pertanyakan. Saya membencinya saat itu, bahkan sangat membenci dan takut kalau berjodoh dengan dia, bahkan saya berdoa pada Allah, "pertemukan dia dengan perempuan yang seiman dengannya, agar saya tidak menyakiti hatinya kalau saya tidak bisa bersamanya". 
Rupanya keragu-raguan saya memang benar, dan signal itu memang nyata, suatu hari keluarga saya bertanya pada dia, apakah dia serius atau tidak? Jawaban dia adalah belum siap dan belum yakin, dan bahkan dia juga tidak belajar keyakinan yang katanya dia mau belajar dengan janjinya mau mengikuti keyakinan saya, itu NOTHING. Sampai suatu hari dia menelpon, entah kenapa saya selalu menyayikan lagu Kotak, tahu lagu yang Pelan-Pelan Saja? Nah itu kan liriknya menyuruh untuk melupaka kita dan bla.bla... dan itu signal lagi, selang beberapa hari ada cewek menelpon saya dengan memakai nomor cowok itu dan cewek itu bilang kalau mereka sudah menikah. DANG...... nampar bukan buat saya? Sedih? bukan sedih tapi saya kecewa dengan pilihan hidup saya yang terjebak dalam sebuah hubungan yang sebenarnya tidak saya inginkan selama bertahun-tahun dan membuat saya menua. Tapi itu juga adalah doa saya yang dikabulkan Allah, "jangan pernah saya berjodoh dengan dia dan jangan pernah saya menyakiti hatinya, pertemukanlah dia dengan perempuan yang seiman dengannya".  Allah menyelamatkan saya dengan menghadirkan perempuan itu dalam hidupnya, meskipun dengan cara membohongi saya, menghianati saya, bahkan yang membuat saya miris adalah, ketika cowok itu sudah menikah masih menelpon saya dan tidak mengakui kalau dia sudah menikah, bisa Anda bayangkan, bagaimana saya tidak bersyukur dengan hidup saya diselamatkan dari seorang pria pembohong.
Makanya ketika ada teman, sahabat bertanya dan meminta pendapat, kalau ada yang mendekati atau tertarik dengan lawan jenis yang beda keyakinan (apapun keyakinan Anda), sebaiknya tinggalkan atau lupakan kalau tidak memiliki kejelasan dan bukti nyata. Jangan pernah berharap atau berandai-andai, oh mungkin nanti akan berubah baik, oh tahun depan mungkin dia akan menikahi saya, kalau melihat signalnya masih jauh menikahi Anda, lebih baik cari pengganti. Karena seperti yang Pak Mario Teguh sampaikan "Cinta itu sifatnya tergesa-gesa, kalau dia mencintia Anda dia akan mengajak Anda segera menjadi miliknya, untuk menikahi Anda. Tandanya lelaki itu menghormati Anda". Bahkan dari beberapa artikel yang saya temukan, ketika Anda berharap seseorang berubah perangainya dari galak menjadi baik, itu akan sulit karena memang sudah menjadi karakternya. Bukan tidak bisa berubah tapi perlu waktu, masalahnya seberapa lama Anda harus menyia-nyiakan hidup Anda dengan menunggu orang yang tidak berkwalitas? So..... Tinggalkan pacar kalau dalam hati kecil atau terbersit dalam pikiran Anda, tidak nyaman, merasa ada yang janggal, merasa ada yang salah, lebih baik TINGGALKAN. Percayalah naluri atau isnting Anda adalah yang paling tahu apa yang Anda butuhkan dan apa yang baik untuk Anda. Karena itu adalah signal atau rambu-rambu untuk Anda.
Semoga memberi inspirasi.

Wednesday, October 21, 2015

Al Ain Zoo

1st 1437 Hijriyah we went to Al Ain Zoo, me, husband and collegue family. Honestly this is second time I am visited Al Ain. The first time I came there, I really like with the city structuring, I saw the light at all the way is like design on city games. If you in Dubai, you can feel modern city, but at Al Ain you can feel the quiet, keep calm and feel like warm. The city like said, "Come here, and stay with me".
I got little description about Al Ain from the internet. Al Ain, the second largest city in the emirate of Abu Dhabi and emerging third in the UAE following Dubai & Abu Dhabi, located 150 km east of Abu Dhabi, and approximately 140 km southeast of Dubai. Al Ain is just a few kilometers from the foothills of the Hanja Mountains and bordering the Sultanate of Oman. Al Ain is linked to Abu Dhabi and Dubai by fast, six-lane dual road networks, and it generally takes about one and a half hours to either city. Al Ain has a population of around 614,180 with estimated growth at 6% per year. Indigenous population in Al Ain, as recent surveys demonstrated, represents 63% of the Residents.
Al Ain is the home city of HH Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan, former President and founding father of the modern United Arab Emirates. Al Ain is home to leading UAE figures who enjoy high net worth and disposable income with some of the highest spending powers in the Gulf Region. Al Ain is a favorite weekend destination for many Emirati nationals and their families from the Capital as they have holiday houses in the city.
Al Ain, famously known as “Garden City of the Gulf” is one of the major tourist destinations in the UAE with foremost attractions like Al Ain National Museum; Jebel Hafeet - a 1340 meter high mountain; Al Ain Oasis, Zoo, Fun City & more than 70 parks. These tourist destinations attract lot of Europeans and foreign tourists from world around through out the year. The mega projects launched in Dubai, Abu Dhabi and Al Ain have considerably increased the European population in all these Emirates and Al Ain houses a good number of western expatriates.
Back to the topic about Al Ain Zoo, we can explore the place with all animal collection of over 4,000 animals. Of course the place is very large, we need to walk from one place animal to the other places of animals. Honestly for me it's very tired, thats why we are only visit half place and only saw some animals. I do not mean compare with our zoo Taman Safari in Indonesia, but at Taman Safari, we feel real journey, we are road with own car, and we can touch animals directly, give food for them, very interesting. But in this zoo we need more than one day for explore, maybe if the zoo management is give us facilities, some car for explore inside is more interesting and save energy especialy for some parents with the baby and with the kids. 
Regardless bad and good for some peoples certainly different views , but I am enjoyed at the moment, I can seat at the green grass and enjoying with the view and at the end I am still like Al Ain by the way. Let see I will more explore UAE, include Al Ain city and the other places.





Note : Picture taken of the internet document

Sunday, October 18, 2015

Be Thankful for the hard times, they can only make you STRONGER

Selalu ada alasan dari setiap kejadian dalam hidup kita.
 "Sakit hati itu saat kita disingkirkan, direndahkan, dianggap tidak mampu, karena alasan yang tidak masuk akal", membaca salah satu status teman yang ada di social media, tentang bagaimana rasa sakit hatinya ketika mendapat perlakuan yang tidak mengenakan, karena faktor ketidak sukaan lalu disingkirkan. 

Mungkin ada banyak kasus didunia seperti itu, hampir di banyak perusahaan, instansi pemerintah, dibeberapa negara, kadang posisi dan jabatan yang hanya sementara ini bagi sebagian orang digunakan semena-mena sesuai keinginannya, tanpa disadari membuat orang lain tersakiti, bahkan mungkin terluka. kita juga sering baca berita, tidak jarang orang menyampaikan, "karena berkata benar maka dia dipenjarakan", atau pas lagi di cafe tanpa sengaja denger curhatan orang lain, "Gw gak tahu salah gw itu apa, kenapa bos gw tiba-tiba mindahin gw ke lain divisi ya" atau "gw bingung... kenapa atasan gw ke gw galak banget ya, padahal temen gw kerjaannya cuma main games dibarin aja". Memang ada banyak ketidakadilan di dunia ini, tapi kadang membuat kita lebih bijak dalam memandang hidup, atau menjadi motivasi untuk kita agar terus berkembang, bahkan bisa juga menjadi kunci pembelajaran hidup kita menjadi lebih bijak dalam bertindak, atau bahkan langkah awal kita untuk terus berkarya dan lebih maju.
Saya akan menulis pengalaman yang saya alami, dan bukan bermaksud curhat karena masanya sudah lewat, tapi ini lebih ke pembalajaran juga buat saya. Dulu mungkin berpikir bahwa itu musibah, tapi ternyata itu memang jalan yang Allah kasih untuk menjadi lebih baik. Saya sudah siaran di radio sejak tahun 1999 belajar dan terus belajar dengan mengikuti pelatihan, dari ke-3 radio tempat saya bekerja, sesuai dengan hobi saya sebagai penyiar, produser dan reporter. Di radio terakhir dan sampai sekarang saya bekerja, saat pergantian management ada pergantian bos yang ke- 2, dengan yang sebelumnya ok-ok saja saya tidak ada masalah, seberat apapun tuntutannya tapi karena kita full team bekerja bersama rasanya tidak menjadi beban. Berbeda dengan atasan saya yang kedua, setiap pekerjaan saya selalu mendapat kritikan, kurang ini, kurang itu, yang ini gak usah, yang itu tidak boleh. Saya tipe orang yang berbicara apa adanya, sesuai kenyataan, bekerja sesuai dengan yang diajarkan dengan rules yang sudah berjalan sebelumnya, tapi mungkin pandangan bagi orang yang tidak suka sama kita pasti akan menemukan titik kelemahan dan kekurangan kita akan selalu dicari.
Sampai suatu hari, saya dipanggil bahwa jam siaran saya akan dikurangi, menjadi 1 jam dalam satu hari dengan alasan siaran saya kurang ok sebagai evaluasi, 1 bulan kemudian saya dipanggil lagi bahwa saya tidak sesuai kriteria penyiar menurut dia atasan saya, karena saya tidak bisa berbahasa Inggris. Sakit hati? Oh.. ya banget, karena saya pikir sebelumnya saya siaran baik-baik saja, kalaupun ada letak kesalahan ya diperbaiki, dan setelah saya perhatikan, semua penyiar yang dipertahankan atau yang baru direkrut juga bahasa Inggrisnya tidak bagus, bahkan atasan saya yang bilang saya tidak bagus dalam berbahasa Inggris, dia tidak bisa berbicara bahasa Inggris pula. Satu peluang, saya hanya menjadi producer dengan jam siaran weekend pagi rekaman, akhirnya saya les bahasa Inggris dengan teman saya secara private. Belajar karena merasa sakit hati awalnya, tiba-tiba saya bertemu dengan suami yang notabene adalah orang India dan komunikasi kita memakai bahasa Inggris, mungkin itu membuat saya lebih meningkatkan komunikasi saya berbahasa Inggris.
Beberapa bulan kemudian, saya dipanggil direktur dan diminta pindah divisi dari producer menjadi Media Relations dengan job desk sama halnya seperti Public Relations. Awalnya saya ragu apakah saya mampu? Tapi seiring dengan berjalannya waktu, saya bisa belajar dan bekerja, disusaikan dengan permintaan perusahaan, Alhamdulillah saya mampu. Dan sekarang saya sedang cuti tiga bulan menemani suami di Dubai, dengan se-izin owner perusahaan saya diperbolehkan. Dari peristiwa ini, saya belajar bahwa hidup kita untuk proses lebih baik itu perlu ujian dengan jalan yang berbeda-beda. Mungkin harusnya saya juga beterimakasih kepada mantan atasan saya, bahwa dari ketidaksukaannya dia terhadap saya memberi cambuk dan jalan yang lebih baik dalam kehidupan saya. Selalu ada alasan dari setiap kejadian dalam hidup kita.

Saturday, October 17, 2015

How couples give big influence to each other

Saya adalah perempuan yang sangat sensitive, setiap meng-expresikan kekecewaan, kesedihan, kemarahan, atau saat evaluasi diri karena merasa bersalah, biasanya lebih banyak diam, menyendiri, bahkan bisa menangis. lalu menumpahkan semua emosi bisa dalam bentuk tulisan. Mungkin bagi sebagian besar orang ini aneh, mereka bisa berpikir bahwa saya adalah sangat rapuh, sangat moody, atau pundungan, apapun bahasanya tapi semua teman atau semua orang tidak akan sama memahaminya seperti orang terdekat atau pasangan kita yang sama-sama empatinya sudah terjalin. Bahkan ketika marahpun saya tidak bisa berteriak atau mencaci maki orang lain biasanya saya hanya menangis. Mungkin, ini karena saya dilahirkan memiliki jiwa yang sangat sensitive, atau memang pola didik dari orang tua, ketika saya masih kecil melakukan kesalahan, mereka tidak berteriak memarahi saya, atau memukul, menghardik, tapi mereka hanya melihat, lalu diam dan pergi meninggalkan saya. Setelah beberapa jam, mungkin emosi orang tua mereda, mereka biasanya akan berbicara seolah tidak ada apa-apa, lalu memberi tahu hal yang tidak boleh dan boleh dilakukan, dan biasanya dikorelasikan dengan kejadian yang mungkin berbahaya, menimbulkan efek negative. Dan itu tertanam dalam diri saya.
Karena memiliki rasa sensitive itu, kadang saya suka sedikit lebay mungkin, ketika melihat perubahan teman, saya suka mikirin, kenapa begitu, kenapa begini, kok bisa begitu, kok bisa begini, padahal itu diluar diri kita dan diluar kemampuan kita, bahkan kita juga tidak bisa mengontrol orang lain harus memahami kita misalnya, atau harus baik sama kita. Ternyata tidak. 
Ketika saya bertemu dengan pasangan saya, dari mulai pacaran sampai kami menikah, sungguh begitu banyak hal positive yang mempangaruhi hidup saya dengan cara hidupnya. Bukan jatuh cinta karena dia ganteng (banyak yang lebih ganteng dari suami), tapi banyak hal yang saya tiru dari hidupnya, seperti; suami selalu berpandangan positive tentang apapun, selama kenal dia dari pacaran hingga menikah tidak pernah mendengar dia mengeluh, baik tentang pekerjaan, teman, rekan kerja, keluarga dll, sepertinya bagi hidupnya adalah, bekerja, baik sama semua orang (teman, rekan kerja, keluarga dan saya tentu), yang tidak baik dia abaikan dan dia lupakan. Sungguh itu membuat saya ingin menirunya, karena tak pernah saya mendengar suami menjelekan orang lain.
Setelah kami hidup bersama beberapa bulan ini (long distance relationship sebelumnya) selama setahun lebih, banyak hal yang mempengaruhi hidup saya, seperti lebih selective dalam memilih teman, lebih positive dalam memandang hidup, mengurangi pandangan hal yang negative terhadap apapun, less complain, lebih easy going, tidak memikirkan apa  pun pandangan orang lain terhadap kita, belajar baik sama semua orang tanpa memikirkan balasannya. Dan suami? ya ada hal yang baik yang ditiru dari saya, misalnya tidurnya sekarang jam 10 atau jam 11 malam LoL, beneran, biasanya kan tidur jam 1 atau jam 2 malam, makan malam lebih dini jadi jam 7 atau jam 8, nyimpen handuk gak sembarang tempat, dan bajunya ditata dengan rapi terus. Saya jadi ingin mengutip kalimat kata bijak tentang kehidupan "Blessed is the influence of one true, loving human soul on another". George Eliot